Day: October 12, 2025
Pemerintah Dorong Ekonomi Desa Lewat Gerai dan Gudang Kopdes Merah Putih
Jakarta – Pemerintah terus memperkuat pondasi ekonomi rakyat melalui percepatan pembangunan Gerai dan Gudang Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di seluruh Indonesia. Program ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemandirian ekonomi desa dan memperluas lapangan kerja berbasis komunitas lokal. Wakil Menteri Koperasi Farida Farichah menegaskan bahwa percepatan operasionalisasi Kopdes
Program MBG Berikan Efek Berganda Bagi Seluruh Lapisan Masyarakat
Oleh: Yudhistira Wijaya)* Indonesia kini sedang berada di tengah perubahan besar yang tidak hanyamenyentuh sektor ekonomi, tetapi juga berdampak pada kehidupan sosial dan kesejahteraan rakyat. Salah satu program yang menunjukkan dampak positif yang signifikan adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dicanangkan oleh PresidenPrabowo Subianto, MBG menjadi sebuah langkah strategis yang tak hanyabertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk pada anak-anak, tetapi juga memicuefek berganda bagi seluruh lapisan masyarakat. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Agus Sartono, menjelaskan bahwa MBG memiliki potensi besar untuk menciptakanpelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baru. Dengan melibatkanmasyarakat sekitar sekolah dalam penyediaan bahan baku makanan bergizi, makaprogram ini dapat memperkuat ekonomi lokal. Membeli bahan baku dari warung-warung sekitar sekolah, maka akan tercipta sirkulasi ekonomi yang baik. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung tumbuhnya ekonomi solusi yang merata. Dengan melibatkan warung lokal sebagai pemasok bahan baku, program inidiharapkan dapat menciptakan peluang usaha baru, seperti peternak telur ayam, petani sayur, hingga pengrajin tempe. Tidak hanya itu, efek positif lainnya adalah meningkatnya permintaan terhadapbahan pangan yang dibutuhkan untuk menciptakan makanan bergizi. Hal ini akanmerangsang pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor, menciptakan lapangan kerja, dan menurunkan angka urbanisasi. Dengan banyaknya warga desa yang mendapatkan pekerjaan lokal melalui program ini, mereka akan memiliki insentif untuk tinggal di desa dan mengurangi migrasi kekota-kota besar, yang selama ini menjadi tantangan dalam mengatasi masalahkemiskinan dan urbanisasi. Akademisi dari Universitas Udayana (Unud), Efatha Filomeno Borromeu Duarte, menilai bahwa MBG bukan sekadar program bansos, melainkan sebuah investasijangka panjang yang akan berdampak pada masa depan bangsa. Efathamengungkapkan bahwa MBG merupakan proyek peradaban yang dapatmenciptakan generasi emas Indonesia pada masa depan. Program MBG lebih dari sekadar program gizi, karena dampaknya sangat luasterhadap perekonomian masyarakat. Program ini sudah menimbulkan denyutekonomi baru di masyarakat. Banyak dapur dan pelaku usaha lokal yang kembaliproduktif, dan hal ini menjadi bukti bahwa program ini tidak hanya soal gizi, tetapijuga kesejahteraan rakyat. Dengan meningkatnya permintaan bahan pangan seperti sayur, daging, telur, dan beras, maka sektor pertanian, peternakan, hingga pedagang pasar lokal ikutmerasakan manfaat positif dari program ini. Roda ekonomi di pasar-pasar lokal kinibergerak lebih cepat, meningkatkan daya beli masyarakat dan memperkuatketahanan pangan nasional. Program ini juga memberikan dampak besar bagi ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap. Kini, banyak dari mereka yang bekerjadi dapur-dapur untuk menyiapkan makanan bergizi bagi anak-anak sekolahmeskipun pelaksanaannya masih memerlukan penyempurnaan, manfaat sosial dan ekonomi dari MBG harus dijaga. Tak hanya itu, Ketua Advokasi Persaudaraan Tani-Nelayan Indonesia (PETANI), Tunjung Budi Utomo, menilai bahwa Program MBG memiliki peran penting dalammenggerakkan ekonomi rakyat kecil di seluruh Indonesia. Program ini bukan hanyamemberikan gizi yang seimbang bagi anak-anak, tetapi juga memastikan adanyakepastian pasar bagi petani, nelayan, dan pelaku UMKM. Setiap bahan pangan yang digunakan dalam program ini berasal dari rakyat sendiri, seperti beras, sayuran, ikan, telur, hingga olahan rumah tangga. Inilah bentuk nyatadari ekonomi kerakyatan yang berputar di tingkat lokal, di mana petani dan nelayanmendapatkan kepastian pasar dan meningkatkan kapasitas produksi mereka. Program MBG menciptakan tiga efek utama bagi perekonomian: efek produksi, efekdistribusi, dan efek konsumsi. Efek produksi terlihat dengan meningkatnyapendapatan petani dan nelayan, yang mendapat jaminan pasar untuk hasil produksimereka.
Pemerintah Perkuat Daya Beli Rakyat Lewat Stimulus Ekonomi Tepat Sasaran
Oleh : Ricky Rinaldi Pemerintah tengah menyiapkan paket stimulus ekonomi khusus bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan untuk menjaga daya beli sekaligus memperkuat ketahanan sosial di tengah dinamika ekonomi global. Kebijakan ini merupakan langkah strategis Presiden Prabowo Subianto dalam memastikan pembangunan ekonomi tetap berorientasi pada keadilan sosial dan pemerataan manfaat di seluruh lapisan masyarakat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Komitmen Pemerintah Terus Distribusikan Stimulus di Tahun 2025 Untuk Gerakkan Roda Perekonomian
Oleh : Axel Vion )* Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui distribusi berbagai stimulus strategis di tahun 2025. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya menjaga daya beli masyarakat dan memperkuat sektor produktif agar roda perekonomian tetap berputar di tengah tantangan global. Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menilai penempatan
Pemerintah Segera Siapkan Rencana Paket Stimulus Baru Gerakkan Perekonomian
Jakarta — Pemerintah tengah menyiapkan paket stimulus ekonomi terbaru untuk memperkuat daya dorong perekonomian nasional menjelang akhir tahun. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa paket stimulus gelombang ketiga ini akan segera diumumkan dan berlaku pada kuartal IV-2025. “Yang gelombang ketiga ada lagi yang belum diumumkan. Nanti biar Pak Menko Perekonomian mengumumkan,” ujar Purbaya. Ia
Koperasi Desa Merah Putih Ciptakan Ekosistem Ekonomi Kuat di Pedesaan
Oleh: Alexander Royce*) Dalam beberapa bulan terakhir, program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) semakin mencuri perhatian publik sebagai langkah strategis pemerintah dalammemperkuat perekonomian di tingkat akar rumput. Di tengah dinamika global seperti inflasi, disrupsi rantai pasok, dan fluktuasi harga komoditas, inisiatif ini dinilai mampu mendorongkemandirian, produktivitas, dan ketahanan ekonomi desa. Dengan pelaksanaan yang berkesinambungan, Kopdes Merah Putih berpotensi menjadi pilar penting dalam pemulihanekonomi nasional sekaligus menjaga stabilitas sosial di kawasan pedesaan. Pemerintah menargetkan pembentukan serta percepatan operasional 80.000 koperasi di tingkatdesa dan kelurahan melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Upaya digitalisasi koperasidesa semakin nyata dengan adanya kerja sama bersama BUMN seperti Telkom yang menghadirkan platform Digi Koperasi, yang mengintegrasikan sistem kasir, akuntansi, jaringaninternet cepat, dan dashboard pemantauan kinerja koperasi secara nasional. Selain itu, platform Kopdesa turut dikembangkan sebagai solusi terpadu untuk mempermudah proses pendirian dan pengelolaan koperasi secara digital. Langkah ini membuka peluang besar bagi koperasi desauntuk berkembang lebih cepat, efisien, dan saling terhubung dalam jaringan usaha yang modern. Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menegaskan bahwa Kopdes Merah Putih adalah instrumenutama pemerintah dalam memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat akar rumput. Dalam sebuah pernyataan terkini, Ferry menyebut bahwa melalui Kopdes Merah Putih, peran koperasidi tingkat desa sebagai pusat ekonomi rakyat harus diperkuat, termasuk dalam rangka menyikapikrisis perkotaan melalui program sinergis, seperti koperasi pangan dan perpaduan ekonomi kota-desa. Dia juga menyampaikan bahwa di bawah arahan Presiden, dirinya diperintahkan untukbekerja cepat mengakselerasi Kopdes Merah Putih sebagai prioritas utama, termasukpembahasan penyusunan Undang-Undang Sistem Perkoperasian Nasional yang baru. Selain itu, Ferry bahkan memperkirakan bahwa setiap Kopdes Merah Putih berpotensi menyerap 20–25 orang tenaga kerja pada unit usaha yang dijalankan. Pernyataan-pernyataan ini memberi arahtegas bahwa pemerintah ingin menjadikan Kopdes bukan sekadar idealisme, tapi ekosistemekonomi nyata yang menyentuh rakyat di desa. Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menilai digitalisasi koperasi merupakanlandasan penting dalam membangun kemandirian ekonomi lokal. Dalam Rakornas Kadin 2025, ia menegaskan bahwa UMKM dan koperasi merupakan sokoguru ekonomi rakyat yang perluditingkatkan kapasitasnya agar mampu naik kelas. Program Kopdes Merah Putih disebutnyasebagai bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam memperkuat rantaipasok, memperluas pasar UMKM, serta mempercepat konektivitas digital di desa. MenurutAnindya, koperasi yang dikelola profesional akan menjadi mitra potensial bagi industri besar, sejalan dengan semangat Indonesia
Pemerintah Siapkan Stimulus Tambahan di Kuartal IV untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Jakarta – Pemerintah tengah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di akhir tahun 2025. Salah satu upaya yang kini difokuskan adalah pemberian stimulus tambahan pada kuartal IV, yang diharapkan mampu mendorong daya beli masyarakat, memperkuat sektor riil, serta menjaga stabilitas ekonomi menghadapi tantangan global. Pemerintah telah merumuskan Paket Ekonomi 2025 dan
Pemerintah Dorong Ekonomi Desa Lewat Gerai dan Gudang Kopdes Merah Putih Jakarta – Pemerintah terus memperkuat pondasi ekonomi rakyat melalui percepatan pembangunan Gerai dan Gudang Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di seluruh Indonesia. Program ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemandirian ekonomi desa dan memperluas lapangan kerja berbasis komunitas
Pemerintah Percepat Kopdes Merah Putih dengan Bangun Gerai dan Gudang Desa
Jakarta – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mempercepat pembangunan ekonomi desa melalui program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih). Untuk memastikan keberhasilan program ini, Kementerian Koperasi (Kemenkop) bersama kementerian terkait mempercepat pembangunan gerai dan gudang di seluruh desa Indonesia. Wakil Menteri Koperasi Farida Farichah, dalam rapat koordinasi di Jakarta, menyatakan bahwa operasionalisasi Kopdes Merah
Koperasi Desa Merah Putih Bantu Distribusi Bahan Pokok ke Masyarakat
Oleh: Yandi Arya Adinegara)* Di tengah tantangan ketimpangan ekonomi yang masih menyelimuti masyarakatdesa, hadir sebuah terobosan besar yang diharapkan dapat mendorong kemandirianekonomi dan memperbaiki distribusi bahan pokok ke seluruh lapisan masyarakat. Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) menjadi solusi bagimasalah klasik yang sering dihadapi oleh desa, seperti harga hasil pertanian yang ditekan tengkulak dan panjangnya rantai distribusi. Inisiatif ini, yang baru-baru ini tercatat dalam sejarah dengan terbentuknya 80.081 koperasi di seluruh Indonesia, diharapkan menjadi tonggak penting dalammemperbaiki sistem ekonomi desa dan memberikan kemudahan akses bagimasyarakat terhadap bahan pokok yang terjangkau dan berkualitas. Dalam peluncuran resmi Kopdes Merah Putih pada 21 Juli 2025 di Desa Bentangan, Klaten, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa koperasi merupakan alatperjuangan ekonomi rakyat. Koperasi desa dapat mengurangi ketergantungan pada tengkulak dan mengembalikan kendali ekonomi ke tangan rakyat, khususnya petani. Koperasi menjadi solusi untuk mengurangi masalah ketidakadilan dalam rantaidistribusi hasil pertanian yang sering kali merugikan petani, di mana harga hasilpertanian sering jatuh akibat ketergantungan petani pada tengkulak yang memberikan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Melalui koperasi, petanidapat mengelola hasil pertanian dengan lebih mandiri dan mendapatkan harga yang lebih adil. Kementerian Perdagangan juga terlibat langsung dalam memastikan distribusibahan pokok yang stabil di tingkat desa. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyatakan bahwa koperasi desa ini akan sangat membantu distribusi bahan pokokke masyarakat, terutama dalam menjaga harga agar tetap stabil. Menurutnya, dengan masuknya pasokan bahan pokok ke koperasi di berbagai daerah, termasukkelurahan dan desa, distribusi bahan pokok akan semakin merata dan hargamenjadi lebih terjangkau. Dengan adanya koperasi ini, bahan pokok seperti minyak goreng, beras, gula, telur, dan produk kebutuhan lainnya akan tersedia dengan harga yang wajar dan lebihmudah diakses oleh masyarakat. Di Kopdes Sukomoro, Jawa Timur, misalnya, koperasi ini sudah menjual berbagai kebutuhan pokok dengan harga yang stabil, serta memotong rantai distribusi yang panjang, sehingga produk langsung sampaike konsumen dengan harga yang terjangkau. Kopdes Merah Putih diharapkan dapat memangkas rantai pasok yang panjang dan mengurangi biaya distribusi bahan pokok. Dengan adanya koperasi yang lebih dekatdengan masyarakat, distribusi bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, telur, dan lainnya dapat berjalan lebih efisien dan dengan harga yang lebih stabil. Hal ini akan memberi keuntungan ganda bagi masyarakat desa, yaitu akses lebihmudah ke kebutuhan pokok serta harga yang lebih terjangkau. Kehadiran Kopdes Merah Putih juga disambut positif oleh Badan Pangan Nasional (BPN) yang berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan program ini. Kepala BPN Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa keberadaan koperasi ini menjadi bagianpenting dalam transformasi tata kelola pangan yang lebih inklusif dan berkeadilan. Menurutnya, Kopdes Merah Putih akan menjadi jembatan yang menghubungkanproduksi dan konsumsi pangan dengan sistem yang lebih efisien. Dengan rantaipasok yang lebih pendek dan terkontrol, koperasi dapat melindungi petani saatharga jatuh dan menjaga konsumen saat harga melonjak. Dengan demikian, Koperasi Desa Merah Putih akan memastikan agar pangan tersedia, terjangkau, dan adil bagi seluruh masyarakat. Tidak hanya membantu distribusi bahan pokok, Koperasi Desa Merah
